Saat musim hujan, orang yang terserang flu menjadi lebih banyak terutama saat peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Namun, tahukah kamu jika flu (influenza) pada dasarnya disebabkan oleh virus, bukan oleh udara dingin seperti saat musim hujan. Pertanyaannya, lalu mengapa justru banyak orang menderita flu saat musim hujan?
Salah satu penyebabnya adalah kondisi yang diciptakan oleh musim hujan. Saat hujan orang-orang cenderung berkumpul lebih dekat di dalam ruangan, akibatnya virus pun bertahan lebih lama dalam tingkat kelembapan tertentu, meningkatkan kemungkinan penularan.
Selain itu, ada tiga mitos lain seputar flu yang kurang tepat. Apa saja? Berikut infonya untukmu.
Mitos #1: Flu Hanya Menyebar Melalui Batuk
Faktanya, flu menyebar ketika orang yang terinfeksi mengeluarkan batuk, bersin, atau bahkan berbicara. Bahkan virus influenza juga dapat menyebar melalui droplets yang dihasilkan hanya dengan berbicara atau bernapas. Droplets ini dapat mendarat di mulut atau hidung orang-orang yang berada di dekatnya.
Selain itu, ada jalur penularan flu yang kurang umum tetapi cukup signifikan, yaitu melalui permukaan yang terkontaminasi (fomit). Seseorang yang menderita flu dapat menyentuh permukaan seperti gagang pintu atau keyboard bersama setelah bersin ke tangan mereka, dan virus dapat bertahan di sana selama berjam-jam. Jika kamu menyentuh permukaan itu lalu menyentuh mata, hidung, atau mulut, maka kamu bisa terinfeksi.
Mitos #2: Seseorang Tidak Bisa Terkena Flu Jika Berada di Dalam Ruangan
Faktanya, berada di dalam ruangan justru dapat meningkatkan risiko infeksi. Diam di dalam ruangan, terutama di ruang yang ramai atau berventilasi buruk seperti kantor, sekolah, atau transportasi umum, membuat seseorang menjadi lebih berisiko jika ada yang terinfeksi.
Jika seseorang terinfeksi, kedekatan itu memudahkan droplets untuk berpindah, sehingga meningkatkan tingkat penyebaran dari orang ke orang.
Mitos #3: Antiseptik Tidak Diperlukan Jika Mencuci Tangan
Faktanya, mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan air mengalir secara menyeluruh dan baik setidaknya selama 20 detik sangatlah efektif karena gesekan dan sabun secara fisik mampu mengangkat dan membilas kuman. Ini karena molekul sabun terdiri dari dua bagian utama: kepala hidrofilik (suka air) dan ekor hidrofobik (takut air/suka lemak). Molekul sabun yang memiliki sifat ganda ini disebut surfaktan.
Virus flu diselimuti oleh membran lipid (lapisan lemak/minyak). Ekor hidrofobik dari molekul sabun akan tertarik dan menempel pada lapisan lemak ini. Kepala hidrofilik sabun tetap berada di bagian luar, berinteraksi dengan air. Saat digosokkan, molekul sabun bekerja seperti pasak, menarik lapisan lemak virus hingga terurai dan hancur.
Proses ini menyebabkan struktur genetik (RNA) dan protein virus di dalamnya menjadi terbuka dan rusak berantakan, sehingga virus menjadi non-aktif dan tidak mampu lagi menginfeksi.
Untuk sabun antiseptik andalan, kamu bisa menggunakan Asepso+ Soap Original. Asepso+ Soap Original merupakan sabun antibakteri, pelopor sabun antiseptik di dunia dengan Dual Antiseptic. Terbukti ampuh melawan kuman sejak 1900 dengan perlindungan maksimal.
